Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA STRATEGI MANUFAKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR Nurif, muchammad
Jurnal Sosial Humaniora Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.899 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v2i2.656

Abstract

Dalam penelitian ini strategi manufaktur didefinisikan sebagai suatu strategi yang digunakan untuk mengkoordinasikan pengambilan keputusan manufaktur, termasuk pemilihan teknologi, pemasok, perencanaan produksi dan sistem pengendalian, tenaga kerja serta penerapan kualitas. Secara mendasar, penelitian ini memfokuskan pada proses (process based), yang mana telah diabaikan pada sejumlah penelitian strategi manufaktur terdahulu. Berdasarkan hasil analisa yang telah dikemukakan diatas, maka koefisien korelasi kanonikal secara keseluruhan yang diperoleh dari hasil uji hipotesa hubungan antara strategi manufaktur dan budaya organisasional pada perusahaan manufaktur di Indonesia, menunjukkan adanya hubungan. Strategi manufaktur dan budaya organisasional ternyata menunjukkan suatu hubungan yang signifikan. Temuan ini mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bates et al. (1995), namun secara lebih rinci, bukti empiris dari penelitian ini menunjukkan kurangnya penggunaan kelompok kecil pemecah masalah yang terdapat dalam perusahaan manufaktur untuk mengantisipasi sejumlah masalah yang timbul dalam operasional perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil fungsi korelasi kanonikalnya yang relatif rendah (r = 0,28). Indikasi ini menunjukkan bahwa pada dasarnya perusahaan manufaktur di Indonesia kurang memanfaatkan adanya kelompok kecil yang ditugaskan khusus hanya untuk memecahkan masalah. Di lain hal, perusahaan manufaktur menunjukkan tingkat signifikansi yang cukup tinggi dalam memanfaatkan kelompok atau tim kerja dalam pabrik, untuk melakukan aktivitas-aktivitas operasional. Hasil analisa korelasi kanonikal ini ditunjukkan oleh nilai r yang cukup tinggi pada sub-variabel supervisor sebagai tim leader dan penghargaan untuk kinerja kelompok (r = 0,64 dan r = 0,58). Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur cenderung untuk memiliki budaya yang berorientasi pada kelompok (clan oriented)
Penguatan Kapasitas dan Strategi Adaptasi Sektor Pariwisata Gili Ketapang dalam mendukung Pengembangan Wisata Berbasis Ketahanan Iklim Jatayu, Anoraga; Idajati, Hertiari; Umilia, Ema; Abdurrakhman, Arief; Nurif, Muchammad; Abadi, Imam; Soeprijanto, Adi; Aparamarta, Hakun Wirawasista; Mulyadi, Yeyes
Sewagati Vol 8 No 3 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i3.920

Abstract

Gili Ketapang merupakan salah satu destinasi pariwisata bahari unggulan di Jawa Timur yang memiliki potensi baik dari sisi bentang alam, ekosistem alami, maupun berbagai sumber daya di dalamnya. Namun, keberlanjutan kawasan wisata Gili Ketapang saat ini mengalami ancaman yang cukup besar akibat perubahan iklim. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk merumuskan penguatan kapasitas dan strategi adaptasi untuk sektor pariwisata Gili Ketapang, baik dari sisi masyarakat, pelaku wisata, pemerintah daerah setempat, dan dari sisi infrastruktur yang ada. Kondisi eksisting kawasan wisata Gili Ketapang saat ini telah mengalami transformasi yang cukup signifikan dengan berorientasikan pada aktivitas sektor pariwisata dan perikanan sebagai sektor utamanya. Ketersediaan destinasi wisata juga telah banyak didukung oleh infrastruktur pendukung serta SDM dan organisasi pengelola parwisiata yang cukup memadai. Namun, di sisi lain juga terdapat kekurangwaspadaan terhadap isu perubahan iklim yang cukup mengancam pada kawasan wisata ini. Oleh karena itu, beberapa strategi dalam hal perbaikan infrastruktur dalam mengantisipasi berbagai perubahan lingkungan, sosialisasi terhadap masyarakat, pelaku wisata, dan pemerintah daerah terhadap perubahan iklim serta berbagai aktivitas adaptif yang dapat dilakukan perlu diterapkan secara kontinyu untuk keberlanjutan kawasan wisata ini.