Artikel ini membahas tentang integrasi aliran-aliran filosofi pendidikan dan warisan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan Kurikulum Merdeka. Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan nasional Indonesia, memiliki pandangan filosofis yang kaya, yang mencakup prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, dan keadilan dalam pendidikan. Melalui analisis terhadap aliran-aliran filosofi pendidikan, seperti progresivisme, essentialisme, dan perenialisme, artikel ini menjelaskan bagaimana integrasi tersebut dapat menghasilkan kerangka kurikulum yang holistik dan relevan. Filosofi Ki Hajar Dewantara, yang terutama termanifestasikan dalam konsep "Trikaya Parisudha," diintegrasikan dengan prinsip-prinsip tersebut untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan mengembangkan karakter mereka. Kurikulum Merdeka, sebagai implementasi konkret dari integrasi ini, menekankan pada kebebasan individual, kreativitas, dan penanaman nilai-nilai keindonesiaan. Artikel ini juga menguraikan implementasi praktis dari integrasi ini dalam ranah kurikuler, mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penilaian hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi aliran-aliran filosofi pendidikan dan warisan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam Kurikulum Merdeka memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia. Dengan memadukan kekayaan warisan filosofis dengan konsep-konsep modern, artikel ini berargumen bahwa Kurikulum Merdeka dapat menjadi landasan yang kuat untuk membentuk generasi yang kreatif, mandiri, dan memiliki identitas nasional yang kuat.
Copyrights © 2024