Artikel ini membahas tentang bagaimana belajar al-Qur’an di era disrupsi mulai dari tantangan, peluang serta solusinya. Dengan menggunakan studi pustaka melalui metode kualitatif yang bersifat deskriptis-analitis, artikel ini menyimpulkan bahwa di era disruspsi terdapat banyak perubahan terjadi yang menimbulkan berbagai tantangan dalam belajar Al-Qur’an. Hal tersebut dapat diimbangi dengan meningkatkan peluang belajar di era disrupsi, yakni dengan jiwa inovatif yang bisa dikembangkan, jiwa kreatif yang bisa dimunculkan, serta jiwa dinamis yang bisa diwujudkan. Dari peluang tersebut dapat memunculkan solusi dalam belajar di era disrupsi dengan menanamkan teori dari Muhammad Abid al-Jabiri yakni Irfani, Bayani, dan Burhani. Teori yang ditawarkan al-Jabiri ini menyerukan untuk meningkatkan tauhid dan rasa keagamaan serta kemuanusiaan, dan tidak menutup diri dari hal-hal yang terus berkembang di luar kehendak diri manusia, terutama dari beragam pemikiran keagamaan. Di samping itu, teori ini juga memberi arahan agar terus berusaha mengkontekstualisasikan nilai-nilai yang pernah diterima oleh Nabi SAW berupa al-Qur’an serta konteks dari al-Qur’an itu sendiri pada sejarah kenabian untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Copyrights © 2024