<![CDATA[Di Indonesia, ada banyak kekhawatiran mengenai pendidikan, terutama mengenai tantangan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam memperoleh pendidikan yang sesuai. Untuk mengatasi isu ini, pemerintah Indonesia meluncurkan program pendidikan inklusif. Menurut UNESCO, tujuan dari pendidikan inklusif adalah memastikan bahwa semua individu memiliki akses ke pendidikan tanpa pengecualian. Hal yang menjadi permasalahan adalah anggapan SLB yang pasif dan kurangnya keterlibatan guru dan administrator sekolah dalam penggunaan sumber daya. Permasalahan selanjutnya adalah kekurangan Guru Pembantu Khusus (GPK), tidak adanya ruang khusus untuk siswa ABK, dan kekurangan sarana dan prasarana yang cukup untuk mendukung pendidikan inklusif secara keseluruhan.Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki implementasi pendidikan inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah negeri yang menerapkan prinsip inklusi. Selain itu, penelitian ini akan menekankan bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak tanpa kebutuhan khusus dapat belajar dan berinteraksi bersama dalam lingkungan sekolah negeri inklusif. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara, dan observasi. Setelah data terkumpul, proses pengolahan data, penyajian, dan pembuatan kesimpulan dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Negeri 14 Palembang perlu menerapkan pendidikan inklusif untuk memenuhi kebutuhan siswa ABK. Ini berarti bahwa kurikulum K13 harus disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka dan memanfaatkan sumber pengajaran tambahan. Selain itu, akses yang memadai ke fasilitas dan sarana juga diperlukan. Siswa ABK menyatakan bahwa kemampuan untuk berinteraksi sosial dan menjalin hubungan yang positif dengan orang lain adalah aspek penting dalam proses pendidikan.]]>
Copyrights © 2024
