Publish Date 
30 Nov -0001
                     
                    
                        
                        
                            
Penggunaan Narkoba telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama dengan prevalensinya yang tersebar luas di semua kategori Masyarakat. Penyalahgunaan Narkoba tidak hanya berdampak negatif pada individu yang menggunakannya, tetapi juga bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu individu yang terjerat Narkoba untuk kembali ke kehidupan yang sehat dan produktif adalah melalui rehabilitasi Salah satu faktor penting yang berperan dalam keberhasilan rehabilitasi adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dinamika relasi kuasa antara pecandu/penyalahguna yang menjalani proses rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Penelitian kualitatif dengan partisipan 6 orang klien usia 21-36 tahun yang sedang menjalani program rehabilitasi rawat inap di Balai Rehabilitasi BNN. Partisipan ditentukan dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data berupa wawancara mendalam, catatan lapangan, dan studi pustaka. Pemaknaan perasaan klien sangat beragam, misalnya: tidak percaya, tidak terima, menyatakan kecewa, merasa malu, merasa marah, merasa menyesal, merasa sedih mendalam, bahkan merasa putus asa terhadap penyalahgunaan Narkoba dan proses rehabilitasi yang harus dijalaninya. Stigma yang dirasakan oleh klien berasal dari diri sendiri, keluarga, dan diskriminasi. Ambivalensi juga dirasakan baik secara obyektif, subyektif, implisit-eksplisit, dan implisit. Beberapa mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi permasalahannya adalah berserah diri, berdoa, berbagi, menjaga kebersihan diri, mencari kegiatan dalam program rehabilitasi. Dukungan yang diterima klien selama menjalani rehabilitasi meliputi dukungan moral, dukungan finansial, dan dukungan sosial, yang berkorelasi dengan motivasi dan keberhasilan klien dalam menjalani rehabilitasi, serta harapan klien terhadap keluarga besar. Klien yang menjalani rehabilitasi mengalami proses berduka yang mendalam, dan berulang kali melalui beberapa tahapan yang terdiri dari penolakan, tawar-menawar, dan penerimaan, peningkatan spiritual, dan penerimaan kenyataan. Klien juga mengalami berbagai stigma, dan ambivalensi. Peningkatan komunikasi, kepercayaan, penerimaan dan memperbaiki hubungan keluarga harus dilakukan untuk mendukung klien dalam proses rehabilitasi yang berkelanjutan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 0000