Latar belakang: Budidaya ikan nila menjadi salah satu sektor usaha yang berkembang pesat di Indonesia. Pada tahun 2021, Provinsi Jawa Barat mencatatkan produksi budidaya ikan nila sebesar 270.925 ton, yang merupakan jumlah tertinggi di antara provinsi-provinsi lain (BPS, 2023). Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Provinsi Jawa Barat dalam sektor budidaya ikan nila. Tujuan: Kota Tasikmalaya memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, khususnya dalam budidaya ikan nila. Terdapat dua sistem dalam budidaya ikan nila di Kota Tasikmalaya yaitu sistem bioflok dan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komparatif berdasarkan variabel produksi, benih, pelet, dedak, EM4, waktu budidaya, tenaga kerja (TK), dan efisiensi teknis. Metode: Lokasi penelitian di Kecamatan Bungursari, Kawalu, Purbaratu, dan Cibeureum dengan 52 responden menggunakan pengujian Uji T. Hasil analisis menunjukkan variabel produksi, benih, pelet, dedak, EM4, dan efisiensi memiliki nilai sig(2-tailed) > 0,05 serta variabel waktu dan tenaga kerja memiliki nilai sig(2-tailed) ≤ 0,05. Simpulan: Maka dari itu, terdapat perbedaan signifikan dalam variabel waktu budidaya dan tenaga kerja (TK), dengan nilai 0,013 dan 0,019 yang menunjukkan bahwa sistem bioflok memerlukan waktu lebih singkat dan tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sistem konvensional.
Copyrights © 2024