Tanaman kecombrang (Etlingera elatior) banyak tumbuh di Desa Petung, Dongko, Trenggalek, Jawa Timur, yang memiliki iklim tropis dengan ketinggian 390-780 mdpl. Namun, dalam kurun waktu dekade terakhir ini, tanaman kecombrang banyak dianggap sebagai gulma dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pelestarian melalui peningkatan metode pemasaran dan pengolahan tanaman kecombrang agar nilai manfaatnya lebih bertambah dan makin dikenal banyak khalayak umum, baik di dalam maupun luar negeri. Program pengabdian ini dilakukan di SDN 2 Petung yang berlokasi dekat dengan lahan pertanian warga dengan melibatkan guru, siswa, petani, dan masyarakat melalui pelatihan, seminar, dan workshop. Kegiatan pengabdian ini juga dilaksanakan dengan wawancara dan survei bersama petani, masyarakat, serta instansi pertanian setempat untuk memperoleh informasi lebih banyak terkait tanaman kecombrang. Eksplorasi dilakukan di lahan-lahan tertentu untuk mengumpulkan aksesi tanaman sebagai bibit. Hasilnya menunjukkan bahwa media tanam polibag mudah digunakan untuk budidaya kecombrang. Selain itu, tanaman ini juga bisa tumbuh baik di lahan terbuka dengan kecukupan kadar kelembapan dan intensitas cahaya. Faktor penting dalam pertumbuhan kecombrang meliputi kualitas bibit, media tanam, pupuk, dan pencahayaan. Melalui kegiatan pengabdian ini, masyarakat mendapat pengetahuan tambahan mengenai pemanfaatan kecombrang untuk meningkatkan nilai guna dan ekonomisnya.
Copyrights © 2024