Keluarga merupakan tempat bertumbuhkembang seorang anak baik dalam segi karakter, sosial dan emosi. Keluarga yang broken home sangat berdampak pada hubungan sosial dan pembentukan emosi seorang anak didalam kehidupan sehari- harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembanhan sosial- emosional anak broken home dengan kategori informan berusia 20 hingga 30 tahun berjumlah 7 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi terkait perkembangan sosial-emosional korban broken home. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, redusi data, display data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan korban broken home lebih cenderung menutup diri karena merasa dikecewakan oleh para orang tua mereka namun dengan berjalannya waktu mereka lebih memilih untuk menerima keadaan. Proses bersosialisasi mereka memiliki simpati dan empati jauh lebih tinggi, merasa lebih nyaman bersosialisasi dengan teman-teman diluar dan jauh merasa lebih nyaman bercerita dengan orang yang dipercayainya daripada dengan orang tua sendiri.
Copyrights © 2024