Penelitian ini mendalami pandangan ulama konservatif mengenai konsep Ijaz Alquran, yang mengacu pada keunikan dan kemukjizatan Alquran dalam berbagai aspek seperti bahasa, sastra, dan isi. Ulama konservatif, seperti Quraish Shihab, Hamka, dan Maulana Amin, menafsirkan Alquran sebagai wahyu ilahi yang tidak hanya menunjukkan keindahan bahasa dan kecocokan ilmiahnya, tetapi juga memiliki relevansi yang abadi dan mampu menjawab tantangan zaman. Quraish Shihab, dalam “Tafsir Al-Misbah,” mengemukakan bahwa kemukjizatan Alquran terletak pada kesesuaian wahyu dengan konteks zaman yang terus berubah, sementara Hamka, dalam “Tafsir Al-Azhar,” menyoroti keindahan bahasa Alquran yang melampaui karya sastra manusia. Selain itu, pandangan ilmiah juga turut menjadi fokus dalam menafsirkan Ijaz Alquran, dengan mengaitkan ayat-ayat Alquran dengan temuan-temuan ilmiah modern sebagai bukti kesempurnaan wahyu tersebut. Penelitian ini menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang Ijaz Alquran membutuhkan pendekatan multidisiplin yang mencakup linguistik, ilmu pengetahuan, dan kajian historis-sosial untuk mengeksplorasi kompleksitas dan signifikansi Alquran dalam konteks keislaman.
Copyrights © 2024