ABSTRACT Puskesmas plays a vital role in food safety supervision, including the identification of hazardous substances in food that can cause health issues, such as anemia. The knowledge of healthcare workers regarding food additives and colorants is crucial to protect the community from these risks. Community service activities were conducted at Puskesmas Simpang Kawat, Jambi City, involving 32 healthcare workers. The training program was designed to enhance their ability to identify hazardous substances such as borax, formalin, and metanil yellow, with both theoretical material and practical examination. Participants' knowledge was assessed before and after the training and subsequently analyzed using SPSS. The training participants, the majority aged 35-50 years (72%), showed a significant increase in knowledge before and after the training. The results of the pre-test and post-test questionnaires indicated a significant relationship regarding their understanding of hazardous substances before and after the training. This training not only improved technical knowledge but also boosted the confidence and motivation of healthcare workers. They are nowcapable of conducting accurate inspections in the field and educating the community about the dangers of hazardous substances in food. This initiative successfully enhanced the skills and knowledge of healthcare workers at Puskesmas Simpang Kawat in identifying hazardous substances. With improved knowledge, they can actively contribute to food safety and raise community awareness, potentially creating a positive longterm impact on public health. ABSTRAK Puskesmas berperan penting dalam pengawasan keamanan pangan, termasuk identifikasi zat berbahaya dalam makanan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti anemia. Pengetahuan petugas kesehatan mengenai bahan tambahan dan pewarna makanan sangat krusial untuk melindungi masyarakat dari risiko tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Puskesmas Simpang Kawat, Kota Jambi, melibatkan 32 petugas kesehatan. Program pelatihan dirancang untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi zat berbahaya, seperti boraks, formalin, dan metanil yellow, dengan materi teoretis dan praktik pemeriksaan. Peserta akan dinilai pengetahuannya sebelum dan setelah pelatihan untuk selanjutnya dianalisis menggunakan spss. Peserta pelatihan, yang mayoritas berusia 35-50 tahun (72%), menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Hasil kuisioner pre-test dan post-test menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terkait pemahaman mereka tentang zat berbahaya sebelum dan setelah pelatihan. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan teknis, tetapi juga kepercayaan diri dan motivasi petugas kesehatan. Mereka kini mampu melakukan pemeriksaan akurat di lapangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya zat berbahaya dalam makanan. Kegiatan ini berhasil meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di Puskesmas Simpang Kawat dalam identifikasi zat berbahaya. Dengan pengetahuan yang lebih baik, mereka dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan pangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat, berpotensi memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesehatan masyarakat.
Copyrights © 2024