Tingkat konsumsi semangka semakin meningkat, Pernyataan ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (2020) produksi semangka tahun 2018 sebanyak 481.744 ton, tahun 2019 sebanyak 523.300 ton, dan tahun 2020 sebanyak 523.335 ton. Meningkatnya jumlah konsumsi semangka sebanding dengan limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengolah limbah tersebut menjadi material yang lebih bernilai, salah satunya adalah carbon dot. Titik karbon ini banyak digunakan sebagai pendeteksi ion logam berat, sensor, penghantaran obat, katalis, dan fotovoltaik. Sintesis titik karbon dari limbah kulit semangka menggunakan metode hidrotermal pada suhu 150oC dengan variasi waktu 1,2,3 jam. Hasil uji optik titik karbon dengan senter laser biru, pada sampel pertama tidak terjadi perubahan warna, sampel kedua mengalami perubahan warna menjadi biru kehijauan sedangkan sampel ketiga menjadi kuning kehijauan. Adanya perubahan warna membuktikan bahwa titik karbon telah berhasil disintesis. Karakterisasi titik karbon dengan UV-Vis menunjukkan bahwa puncak serapan pada panjang gelombang 200-400 nm menunjukkan puncak serapan titik karbon. Pengujian FTIR menunjukkan bahwa pada setiap sampel ditemukan gugus fungsi O-H, C=C
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024