Trend pendidikan dunia saat ini mengarah kepada implementasi pendidikan inklusif, yakni layanan pendidikan dimana peserta didik berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran bersama-sama dengan anak-anak pada umumnya. Agar dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal peserta didik berkebutuhan khusus membutuhkan dukungan pembelajaran yang berbeda yang sering disebut sebagai akomodasi pembelajaran. Dengan adanya dukungan tersebut anak-anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat mengikuti pembelajaran secara bermakna dan berpartisipasi secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman para guru dalam memberikan dukungan akomodasi pembelajaran pada sekolah reguler di Kota Surakarta. Penelitian dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada kepala sekolah dan guru di 3 SMA-SMK di Surakarta yang telah melayani anak-anak berkebutuhan khusus di kelas reguler. Data kualitatif hasil wawancara diolah berdasarkan analisa tematik untuk menentukan tema-tema utama yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru sudah berupaya memberikan dukungan akomodasi pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah masing-masing. Para guru memberikan dukungan dengan mendengarkan dan menerima masukan atau feedback dari para siswa berkebutuhan khusus yang mereka layani. Selain itu beberapa kekhawatiran guru muncul terutama terkait dengan keterbatasan pengetahuan dan kompetensi mereka dalam memberikan dukungan bagi para siswa berkebutuhan khusus. Hal ini disebabkan karena minimnya pelatihan guru terkait dengan implementasi pendidikan inklusif. Persoalan lain adalah kurangnya dukungan sarana dan prasarana belajar bagi siswa PDBK yang berakibat siswa harus mencari dan menyiapkan sendiri alat bantu belajar mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah harus menegaskan kembali komitmen mereka terhadap implementasi pendidikan inklusif. Pemerintah berkewajiban meningkatkan dukungan bagi para guru dalam melayani siswa berkebutuhan khusus.
Copyrights © 2024