Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa aspek komunikasi sering kali diabaikan dalam praktik Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini menyebabkan pengelolaan CSR di lapangan menjadi tidak optimal. Begitu pula dengan pelaksanaan CSR di PT PLN Nusantara Power UP Tenayan yang masih menimbulkan beberapa permasalahan seperti kurangnya penginformasian CSR yang menyebabkan rendahnya komitmen antar anggota program dan ketidaktahuan masyarakat Kota Pekanbaru dalam aktivitas CSR perusahaan karena minimnya publikasi mengenai CSR. Perusahaan perlu mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi dalam melaksanakan praktik komunikasi untuk CSR. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis praktik-praktik komunikasi yang dilakukan oleh Divisi SDM Umum dan CSR UP Tenayan serta menganalisis karakteristik dari praktik komunikasi dalam CSR UP Tenayan sebagai perusahaan BUMN. Peneliti menggunakan tujuh elemen komunikasi milik Wilbur Schramm dan contingency theory of accommodation untuk melihat kecenderungan karakteristik praktik komunikasi CSR perusahaan. Penelitian bersifat kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan menggunakan metode studi kasus Robert E. Stake. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Divisi SDM Umum dan CSR UP Tenayan belum optimal dalam melaksanakan praktik komunikasi terkait CSR, dilihat dari tidak adanya strategi yang sistematis dan analitis dalam pengelolaannya. Sehingga, penelitian menyoroti kebutuhan akan pendekatan komunikasi yang lebih terstruktur dan terarah dalam pengelolaan CSR, yang dapat menjadi acuan bagi penelitian dan praktik CSR di masa depan.
Copyrights © 2024