Remaja usia 15-24 tahun di Indonesia tahun 2018 rentan mengalami cedera dengan prevalensi sebesar 12,2% dan proporsi cedera bagian tubuh bawah sebesar 67,9%. Sekolah dan lingkungannya merupakan tempat kejadian cedera dengan proporsi 6,5%. Di Kabupaten Gianyar, remaja usia 15-24 tahun mengalami cedera sebesar 10,90%. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam program usaha kesehatan sekolah guna meningkatkan kesadaran siswa melakukan proteksi diri. Survey yang telah dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Sukawati ditemukan bahwa sekolah belum melaksanakan program usaha kesehatan sekolah untuk menunjang program pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan pada usia remaja. Selain itu, sekolah belum memiliki kader kesehatan untuk membina berbagai upaya kegiatan usaha kesehatan sekolah dalam mengikuti perlombaan tingkat lokal maupun nasional. Tujuan kegiatan adalah melakukan pembinaan terhadap kader kesehatan sekolah dalam upaya peningkatan program usaha kesehatan sekolah. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan dan pembinaan, serta diskusi tanya jawab. Hasil kegiatan menunjukkan ketiga kader kesehatan mampu menjelaskan tugas, peran serta tanggung jawab sebagai kader kesehatan sekolah, dan dapat mengidentifikasi dan mempraktikkan alat-alat kesehatan dalam program usaha kesehatan sekolah. Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan mampu menjelaskan tugas dan tanggung jawab kader kesehatan sekolah, peran dan tanggung jawab kader kesehatan sekolah, jenis dan fungsi alat pertolongan pertama pada kecelakaan (set rawat luka, tensi meter manual, set alat cek mata buta warna/rabun dekat/rabun jauh, set timbang badan dan tinggi badan), kader mampu memberikan penjelasan layanan kesehatan yang dapat diberikan di usaha kesehatan sekolah, selain itu kader mampu menjelaskan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat diberikan kepada siswa.
Copyrights © 2024