Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemberdayaan Posyandu Kamboja Dalam Pemberian Susu Protein Hewani Pada Balita yang Beresiko Mengalami Stunting di Banjar Peludu, Desa Bayung Gede Pratiwi, Anny Eka
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting dapat disebabkan oleh kurangnya akses terhadap makanan bergizi, kekurangan vitamin dan mineral, serta rendahnya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor-faktor seperti pola asuh ibu yang tidak baik, terutama dalam hal perilaku dan praktik pemberian makan, juga berkontribusi pada stunting. Jika ibu kekurangan nutrisi selama masa remaja, kehamilan, dan laktasi, hal ini dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak anak. Pencegahan stunting bisa dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan bergizi dari sumber hewani seperti daging, susu, telur, serta buah dan sayur lokal sejak masa kehamilan. Susu memiliki kandungan vitamin B12 dan asam folat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Tujuan kegiatan adalah melakukan penyuluhan dan demonstrasi terkait deteksi dini tumbuh kembang balita pada pakder posyandu serta melakukan intervensi gizi spesifik pada balita yang beresiko stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan intervensi gizi pada balita. Penyuluhan dilakukan pada lima kader posyandu kamboja di Banjar Peludu, serta melakukan intervensi gizi spesifik dengan pemberian susu formula pada sepuluh balita yang beresiko stunting. Lokasi kegiatan dilakukan di Desa Bayung Gede Kecamatan Kintamani. Hasil kegiatan ini tidak ditemukan penyimpangan tumbuh kembang pada 10 balita di Banjar Peludu Desa Bayung Gede. Intervensi gizi spesifik dilakukan selama tiga bulan kepada sepuluh balita.
PEMBINAAN KADER KESEHATAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROGRAM UKS DI SMPN 5 SUKAWATI, GIANYAR Pratiwi, Anny Eka; Sumadewi, Trisna; Datya, Aulia Iefan
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 3 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i3.46005

Abstract

Remaja usia 15-24 tahun di Indonesia tahun 2018 rentan mengalami cedera dengan prevalensi sebesar 12,2% dan proporsi cedera bagian tubuh bawah sebesar 67,9%. Sekolah dan lingkungannya merupakan tempat kejadian cedera dengan proporsi 6,5%. Di Kabupaten Gianyar, remaja usia 15-24 tahun mengalami cedera sebesar 10,90%. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam program usaha kesehatan sekolah guna meningkatkan kesadaran siswa melakukan proteksi diri. Survey yang telah dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Sukawati ditemukan bahwa sekolah belum melaksanakan program usaha kesehatan sekolah untuk menunjang program pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan pada usia remaja. Selain itu, sekolah belum memiliki kader kesehatan untuk membina berbagai upaya kegiatan usaha kesehatan sekolah dalam mengikuti perlombaan tingkat lokal maupun nasional. Tujuan kegiatan adalah melakukan pembinaan terhadap kader kesehatan sekolah dalam upaya peningkatan program usaha kesehatan sekolah. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan dan pembinaan, serta diskusi tanya jawab. Hasil kegiatan menunjukkan ketiga kader kesehatan mampu menjelaskan tugas, peran serta tanggung jawab sebagai kader kesehatan sekolah, dan dapat mengidentifikasi dan mempraktikkan alat-alat kesehatan dalam program usaha kesehatan sekolah. Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah kader kesehatan mampu menjelaskan tugas dan tanggung jawab kader kesehatan sekolah, peran dan tanggung jawab kader kesehatan sekolah, jenis dan fungsi alat pertolongan pertama pada kecelakaan (set rawat luka, tensi meter manual, set alat cek mata buta warna/rabun dekat/rabun jauh, set timbang badan dan tinggi badan), kader mampu memberikan penjelasan layanan kesehatan yang dapat diberikan di usaha kesehatan sekolah, selain itu kader mampu menjelaskan kegiatan-kegiatan pelatihan yang dapat diberikan kepada siswa.
KAJIAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA TEGAL KERTA, KOTA DENPASAR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Gosa, I Putu Dhananjaya Dharsila; Wijaya, Made Indra; Pratiwi, Anny Eka
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43207

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Desa Tegal Kerta, Kota Denpasar, menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai prioritas percepatan penurunan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program percepatan penurunan stunting di wilayah tersebut dengan pendekatan Social Ecological Model (SEM). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pelaku program dan keluarga yang memiliki balita. Sampel dipilih secara purposive sebanyak 18 partisipan yang terdiri dari ibu balita, kader posyandu, bidan desa, petugas gizi puskesmas, dan kepala desa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi lapangan, dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting sebesar 5,77% dari 416 balita pada September 2024. Faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting adalah rendahnya literasi gizi ibu (70%), kurangnya konsumsi protein hewani (62%), keterbatasan akses layanan kesehatan (55%), dan pengaruh budaya keluarga dalam pola makan anak (48%). Intervensi edukasi gizi melalui posyandu berhasil meningkatkan pengetahuan ibu tentang MPASI, dengan perubahan pola makan pada 68% ibu balita. Program kebun gizi juga meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada 42% rumah tangga. Simpulan: Intervensi berbasis komunitas yang terintegrasi dalam SEM efektif dalam mempercepat penurunan stunting. Diperlukan penguatan kapasitas kader, kebijakan desa berbasis gizi, dan kolaborasi lintas sektor untuk keberlanjutan program.
Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Melalui Pendampingan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Bukian, Payangan Pratiwi, Anny Eka; Sukmawati, Hegard; Pradriyawati, Luh Gede; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v5i2.1981

Abstract

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 melaporkan di Karangasem terdapat 3,5% balita gizi kurang, disusulkan oleh Kabupaten Tabanan 2,9%, dan Klungkung 2,6%.7 Angka balita stunting Kabupaten/kota di Bali yang mengalami peningkatan dari tahun 2016-2017, yaitu Gianyar sebesar 8,9%, Buleleng 4,8%, Klungkung sebesar 3,7%, Badung sebesar 3,4%, Jembrana sebesar 2,1% dan Tabanan sebesar 0,4%. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 diperoleh Kecamatan dengan jumlah terbesar, yaitu Ubud sebesar 28,6%, Gianyar sebesar 28, 4%, Tegallalang sebesar 28,4%, Tampaksiring sebesar 27,2%, Blahbatuh sebesar 20,4%, Sukawati sebesar 12,9%, dan Payangan sebesar 12,5%. Hasil survey awal yang dilakukan di Desa Bukian bahwa pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, keluarga memilih untuk memberikan asupan anak dan balita seadanya karena berkurangnya pendapatan keluarga, posyandu melakukan dini dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah community development. Kelompok sasaran pada kegiatan ini adalah Pokja Posyandu Desa Bukian sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan nilai pre-posttest ditemukan adanya peningkatan pengetahuan kader sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Kader posyandu sangat antusias dengan kegiatan pelatihan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita di Desa Bukian serta kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang dari usia 0-2 tahun telah terlaksana. Kesimpulan kegiatan adalah aspek pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan kategori baik sebesar 55%, aspek pengetahuan deteksi perkembangan dengan kategori cukup sebesar 55%, dan aspek pengetahuan alat edukatif dengan kategori cukup sebesar 50%. Saran pokja posyandu sebaiknya tidak dilakukan perubahan kaderisasi yang akan berdampak pada pelaksaan deteksi dini tumbuh kembang, perlu adanya peningkatan komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan posyandu tumbuh kembang balita dengan puskesmas terkait.
Budaya Keselamatan Pasien terhadap Kompetensi Keselamatan Pasien pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Payangan Wijaya, Made Indra; Pratiwi, Anny Eka; Pradnyawati, Luh Gede; Kartinawati, Komang Triyani; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna; Prabandari, Anak Agung Sagung Mirah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i01.2351

Abstract

Keselamatan pasien telah menjadi prioritas dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh negara selama dua dekade terakhir. Berbagai inisiatif dan program, termasuk survei budaya keselamatan pasien, strategi tim, akreditasi rumah sakit dan program sertifikasi, telah dikembangkan dan diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Payangan. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik Google Form dari 125 perawat yang bekerja di RSUD Payangan. Budaya keselamatan pasien diukur menggunakan survei budaya keselamatan pasien yang disusun oleh Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Kompetensi keselamatan pasien diukur menggunakan kuesioner evaluasi mandiri kompetensi keselamatan pasien. Analisis regresi multiple dilakukan untuk meneliti hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien. Dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien, dimensi “serah terima dan transisi” (nilai p = 0,002) dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” (nilai p = 0,004) berhubungan secara bermakna dengan kompetensi keselamatan pasien secara keseluruhan. Kedua dimensi “serah terima dan transisi” dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” juga berhubungan secara bermakna dengan masing-masing komponen sikap (secara berturut-turut nilai p = 0,002 dan p = 0,003), keterampilan (secara berturut-turut nilai p = 0,004 dan p = 0,003), dan pengetahuan (secara berturut-turut nilai p = 0,019 dan p = 0,015) secara terpisah.
Budaya Keselamatan Pasien terhadap Kompetensi Keselamatan Pasien pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Payangan Wijaya, Made Indra; Pratiwi, Anny Eka; Pradnyawati, Luh Gede; Kartinawati, Komang Triyani; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna; Prabandari, Anak Agung Sagung Mirah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 01 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i01.2351

Abstract

Keselamatan pasien telah menjadi prioritas dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh negara selama dua dekade terakhir. Berbagai inisiatif dan program, termasuk survei budaya keselamatan pasien, strategi tim, akreditasi rumah sakit dan program sertifikasi, telah dikembangkan dan diimplementasikan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Payangan. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik Google Form dari 125 perawat yang bekerja di RSUD Payangan. Budaya keselamatan pasien diukur menggunakan survei budaya keselamatan pasien yang disusun oleh Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ). Kompetensi keselamatan pasien diukur menggunakan kuesioner evaluasi mandiri kompetensi keselamatan pasien. Analisis regresi multiple dilakukan untuk meneliti hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan kompetensi keselamatan pasien. Dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien, dimensi “serah terima dan transisi” (nilai p = 0,002) dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” (nilai p = 0,004) berhubungan secara bermakna dengan kompetensi keselamatan pasien secara keseluruhan. Kedua dimensi “serah terima dan transisi” dan dimensi “organisasi belajar – peningkatan berkelanjutan” juga berhubungan secara bermakna dengan masing-masing komponen sikap (secara berturut-turut nilai p = 0,002 dan p = 0,003), keterampilan (secara berturut-turut nilai p = 0,004 dan p = 0,003), dan pengetahuan (secara berturut-turut nilai p = 0,019 dan p = 0,015) secara terpisah.
PROMOSI KESEHATAN DARING DI KECAMATAN PAYANGAN Pradnyawati, Luh Gede; Ratna Juwita, Dewa Ayu Putu; Pratiwi, Anny Eka; Hegard Sukmawati, Ni Made
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 6 No. 1 (2022): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.318 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v6i1.1790

Abstract

ABSTRAKSaat ini wabah Coronavirus Disease (Covid-19) menyerang lebih dari 200 negara di dunia, juga menyebar ke Indonesia termasuk Bali. Penyebaran wabah masih berlangsung dan perlu diantisipasi dengan melaksanakan berbagai protokol pencegahan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah sudah sangat gencar melaksanakan promosi pencegahan lewat berbagai media, namun masyarakat di desa-desa masih awam dengan upaya pencegahan Covid-19. Khususnya dalam penerapan social/physical distancing serta pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dari hasil wawancara dengan keluarga binaan yang tersebar di desa-desa di wilayah Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar didapatkan permasalahan terkait penyebaran Covid-19, yaitu minimalnya informasi yang didapatkan keluarga yang ada di desa tentang penyebaran virus Covid-19. Solusi yang dapat diberikan adalah memberikan pengenalan tentang pentingnya pencegahan pencegahan Covid-19 secara daring. Selain itu memberikan bantuan alat pelindung diri atau APD berupa masker dan hand sanitizer. Hal itu disebabkan karena kelangkaan APD dan juga finansial mereka yang kurang dimana saat ini harga APD melambung tinggi, selain itu bantuan nutrisi juga diberikan kepada masyarakat. Hal ini diharapkan keluarga dan orang-orang sekitarnya terhindar dari Covid-19. Target luaran dari kegiatan ini adalah penurunan angka penduduk yang terjangkit Covid-19 dengan cara penerapan social/physical distancing dan PHBS yang benar. Pelaksanaan kegiatan ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan target yang diharapkan. Respon yang diberikan oleh masyarakat sangat positif dan antusias dalam menerima setiap informasi. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik serta meningkatkan kewaspadaan baik dalam upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19, upaya meningkatkan kekebalan tubuh agar dapat terhindar Covid-19 serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.Kata kunci: pencegahan, Covid-19, promosi kesehatan, daringABSTRACTCurrently the world is struck with the Coronavirus Disease (Covid-19) outbreak, which has hit more than 200 countries in the world. Covid-19 has also spread to Indonesia including Bali. The spread of the epidemic is still ongoing and this needs to be anticipated by implementing various prevention protocols by all levels of society. Even though the government has been very vigorous in carrying out prevention campaigns through various media, many communities especially in villages are still unfamiliar with Covid-19 prevention efforts—particularly in implementing social / physical distancing and implementing clean and healthy living behaviors (PHBS). From interviews with foster families scattered in villages under the working area of Payangan Subdistrict, Gianyar Regency, several problems related to the spread of Covid-19 were encountered, namely the minimum information obtained by families in the village about the spread of the Covid-19 virus. The solution given was to provide an introduction to the importance of preventing Covid-19 prevention online, in addition to providing personal protective equipment or PPE in the form of masks and hand sanitizers. That was caused by the scarcity of PPE and also their lack of finances where the current price of PPE soared, besides that nutritional assistance is also provided to the community. It is expected that the family and the people in village will avoid Covid-19. The output target of this activity is to reduce the number of people infected with Covid-19 by applying social / physical distancing and implementing clean and healthy living behaviors (PHBS). The implementation of this activity has been going well according to the expected target. The response given by the community was very positive and enthusiastic in receiving any information. The community is expected to remain calm and not panic and increase vigilance both in efforts to prevent and spread Covid-19, efforts to increase immunity in order to avoid Covid-19 and to apply a clean and healthy lifestyle.Keywords: prevention, Covid-19, health promotion, online