Perubahan temperatur global ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan rata-rata global yang terjadi pada tahun 2006-2015 sebesar 0,87oC. Akibatnya terjadi peningkatan frekuensi curah hujan ekstrem dan temperature ekstrem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis temperature ekstrem yang terjadi di Indonesia beserta penyebabnya. Data yang digunakan berasal dari NOAA Climate Prediction Center (CPC) dan data suhu permukaan laut ERA5 (ECMWF) 0,25odengan periode waktu 1979-2023. Indeks temperatur ekstrem yang digunakan yaitu TXx, TXn, TNx, TNn, dan DTR. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi. Berdasarkan hasil analisis data diketahui empat dari lima (TXx, TXn, TNn, dan DTR) indeks temperature ekstrem mengalami peningkatan tren selama 45 tahun. Sedangkan TNx mengalami penurunan tren. Selama 45 tahun kejadian dominan terjadi pada tahun 1998-2002 pada indeks TXn, TNx, TNn. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena ENSO yang ditunjukkan melalui korelasi TXn, TNx, TNn masing-masing sebesar 0,28, 0,02, dan 0,14. Sehingga dapat disimpulkan selama 45 terakhir ENSO lebih berpengaruh pada temperatur ekstrem daripada IOD khususnya di wilayah Indonesia
Copyrights © 2024