Masa remaja adalah fase penting dengan perubahan kesehatan yang signifikan, sehingga asupan nutrisi yang memadai sangat penting untuk mendukung transisi menuju dewasa. Namun, rendahnya literasi gizi di kalangan remaja Indonesia menyebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan gizi, yang berdampak pada pola makan yang buruk. Penelitian ini menggunakan desain Quasi-eksperimental dengan dua kelompok (intervensi dan kontrol) untuk menilai dampak pendidikan kuliner terhadap literasi gizi dan perilaku makan sehat, dengan pendekatan Mixed-methods. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner literasi gizi NVS dan Food Frequency Questionnaire. Focus Group Discussion juga digunakan untuk memperdalam data kuantitatif yang didapatkan. Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 60 orang (30 orang di kelompok intervensi dan 30 orang di kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam literasi gizi dan perubahan pola makan pada kelompok intervensi setelah program kuliner. Konsumsi buah dan sayuran meningkat (+1,1 dan +0,9 porsi/hari), sedangkan konsumsi fast food dan minuman manis menurun (-0,6 porsi/minggu dan -1,2 porsi/hari). Uji paired t-test memperlihatkan perubahan signifikan dalam konsumsi buah, sayuran, fast food, dan minuman manis (p < 0,001). Focus Group Discussion mendukung hasil ini, dengan peserta melaporkan kesadaran gizi yang lebih tinggi dan peningkatan konsumsi buah serta sayuran. Namun, beberapa peserta menghadapi hambatan lingkungan seperti kebiasaan keluarga dan pengaruh teman. Penelitian ini membuktikan bahwa program pendidikan kuliner efektif dalam meningkatkan literasi gizi dan mengubah perilaku makan remaja menjadi lebih sehat
Copyrights © 2024