Berat bayi baru lahir adalah indikator yang penting dan reliabel bagi kelangsungan hidup neonatus dan bayi, baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan perkembangan status mentalnya. Dalam hal ini, berat lahir yang tidak seimbang, baik kurang atau berlebih, dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayinya. Selain gangguan pertumbuhan dan nutrisi selama kehamilan, diabetes gestasional merupakan salah satu faktor menyebabkan bayi makrosomia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode kohort retrospektif. Data diambil dari data sekunder rekam medis ibu yang melahirkan bayi hidup dengan usia kehamilan aterm (37 -42 minggu) pada tahun 2023. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Paiton pada bulan Juli sampai Agustus 2024. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dan bayi baru lahir selama tahun 2023 diwilayah kerja puskesmas Paiton sebanyak 784 orang. Sampling menggunakan total sampling. Data yang digunakan berupa data sekunder dari data PWS KIA, kohort ibu, kohort bayi dan rekam medis ibu. Analisa data menggunakan koefisian korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Prahamil dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai 0,029< ? (0,05), ada hubungan Peningkatan dengan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai 0,001< ? (0,05), ada hubungan Kadar gula darah ibu hamil trimester III dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai 0,013< ? (0,05). Deteksi dini dan kepatuhan melakukan antenatal. Berat badan bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh indeks massa tubuh ibu sebelum hamil, peningkatan berata badab selama hamil, dan kadar gula bdarah ibu.
Copyrights © 2024