Pada tahun 2020, Kota Singkawang menjadi kabupaten/kota terpadat kedua se-Provinsi Kalimantan Barat menyusul Kota Pontianak pada urutan pertama. Populasi Kota Singkawang meningkat mencapai 13,23% dari jumlah populasi tahun 2005. Angka tersebut merupakan angka tertinggi dari periode-periode sebelumnya. Untuk mengurangi konsekuensi buruk dari populasi yang meningkat terlalu drastis adalah dengan membuat proyeksi pertumbuhan populasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mencari model yang sesuai dengan pertumbuhan populasi Kota Singkawang dengan menggunakan pemodelan pertumbuhan populasi model eksponensial, hiperbolik, dan logistik. Kemudian dicari doubling time yang berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya, merencanakan pengembangan infrastruktur, dan menerapkan kebijakan efektif untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan. Pada penelitian ini, data yang digunakan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, mencakup populasi Kota Singkawang dari tahun 2011-2023. Ketiga model diterapkan untuk menghitung jumlah populasi yang diproyeksikan, dan kinerja masing-masing model dievaluasi berdasarkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang sesuai dengan pertumbuhan populasi Kota Singkawang adalah model hiperbolik karena memiliki nilai galat lebih kecil daripada model populasi eksponensial dan logistik dengan nilai MAPE 0,57008%. Selanjutnya, perhitungan doubling time menunjukkan bahwa populasi Kota Singkawang akan mengalami penggandaan jumlah dari tahun 2011 dalam waktu 32 tahun 8 bulan 1 hari dengan model eksponensial, dalam waktu 26 tahun 8 bulan 12 hari dengan model hiperbolik, dan dalam waktu 36 tahun 3 bulan 7 hari dengan model logistik.
Copyrights © 2024