Penelitian ini menggali hambatan sosial dan budaya yang menghalangi adopsi konsep bangunan hijau dalam industri konstruksi serta merancang strategi untuk mengatasi tantangan tersebut. Bangunan hijau, diakui sebagai strategi vital dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi. Namun, faktor-faktor seperti persepsi budaya yang menentang, kurangnya pemahaman masyarakat, minimnya edukasi formal, pola hidup yang kurang peduli lingkungan, serta dukungan pemerintah yang tidak memadai, semuanya menjadi penghalang signifikan. Studi ini menggunakan metode studi literatur dengan aplikasi perangkat lunak Publish or Perish untuk mencari dan mengevaluasi referensi yang relevan dari tahun 2018 hingga 2024. Hasilnya mengidentifikasi 25 faktor hambatan utama yang terbagi dalam kelompok Budaya dan Kebiasaan, Kesadaran dan Pemahaman, Sosialisasi dan Edukasi, Pola Hidup yang Kurang Peduli Lingkungan, serta Dukungan dan Komitmen Pemerintah. Hasil penelitian menyoroti kompleksitas hambatan ini dan menawarkan solusi potensial berupa kampanye edukasi yang lebih efektif, peningkatan pelatihan profesional, dan perbaikan kebijakan pemerintah. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan yang berguna bagi pembuat kebijakan, desainer, dan pemangku kepentingan industri untuk mengembangkan strategi yang dapat diterima secara budaya dalam mempromosikan bangunan hijau. Dengan mengintegrasikan elemen bangunan hijau ke dalam arsitektur vernakular dan mempertimbangkan konteks sosial dan budaya yang spesifik, diharapkan masyarakat dapat lebih menerima dan menerapkan praktik pembangunan berkelanjutan secara luas.
Copyrights © 2024