Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan penyidik untuk memperoleh bantuan tenaga ahli, seperti dokter forensik, guna memberikan keterangan medis tentang kondisi korban yang berpengaruh pada langkah-langkah penyidikan. Salah satu contoh kasus yang penting adalah hubungan antara lebam mayat dan lama kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran lebam mayat guna menentukan lama kematian, berdasarkan hasil Visum et Repertum pemeriksaan luar jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung selama tahun 2021–2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan total sampel sebanyak 107 jenazah, dan 68 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Distribusi frekuensi menunjukkan bahwa mayoritas sampel berada pada kelompok usia dewasa (20–65 tahun), dengan 51 sampel (75%). Berdasarkan jenis kelamin, 52 sampel (76,5%) berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar kasus (97,1%) memiliki mekanisme kematian akibat kekerasan. Gambaran lebam mayat yang paling umum adalah penekanan hilang dengan warna merah keunguan dan pucat (63,2%), dan mayoritas kasus (41,2%) menunjukkan lama kematian lebih dari 8 jam. Terdapat hubungan antara gambaran lebam mayat dan lama kematian. Lama kematian kurang dari 8 jam dengan penekanan hilang berwarna merah keunguan dan pucat ditemukan pada 39,7% sampel, sedangkan lama kematian lebih dari 8 jam dengan penekanan serupa ditemukan pada 22,1% sampel. Variasi lain menunjukkan penekanan yang tidak hilang, berwarna merah keunguan dan tidak pucat, serta tanda pembusukan pada beberapa sampel.
Copyrights © 2024