Latar belakang: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar utama dalam struktur perekonomian Indonesia. Namun, banyak pemilik UMKM menghadapi tantangan dalam memastikan produk pangan mereka memenuhi standar kehalalan yang ditetapkan. Proses sertifikasi halal tidak hanya membutuhkan biaya besar, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. Tujuan: untuk memastikan bahwa produk pangan yang dihasilkan oleh UMKM di Kelurahan Wirobrajan, Yogyakarta, memenuhi standar kehalalan yang ditetapkan. Metode: Pendekatan partisipatif digunakan, meliputi sosialisasi untuk memastikan pemahaman dan penerapan yang efektif tentang kehalalan produk pangan. Hasil: Kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman pemilik UMKM tentang keamanan pangan dan kehalalan produk setelah mengikuti sosialisasi. Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pre-test dan post-test. Hal ini mengindikasikan bahwa program pendampingan ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemilik UMKM. Selain itu, observasi lapangan juga menunjukkan adanya perubahan dalam praktik produksi pangan, di mana pemilik UMKM telah mulai menerapkan prinsip-prinsip kehalalan dalam setiap tahapan produksi. Mereka juga menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk mengajukan sertifikasi halal bagi produk-produk mereka. Kesimpulan: Program pendampingan berhasil meningkatkan pemahaman pemilik UMKM mengenai kehalalan produk pangan, terbukti dari peningkatan skor rata-rata pemahaman dari 25% menjadi 75%. Pendampingan juga membantu UMKM memahami proses sertifikasi halal yang sebelumnya dianggap rumit dan mahal, dengan memberikan bimbingan praktis dalam menyusun dokumen dan persyaratan sertifikasi. Kata kunci: kehalalan, produk pangan, UMKM, Wirobrajan ________________________________________________________________________ Abstract Background: Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are the main pillars in the structure of the Indonesian economy. However, many MSME owners face challenges in ensuring their food products meet established halal standards. The halal certification process not only requires large costs, but also in-depth knowledge and understanding. Objective: To ensure that the food products produced by MSMEs in Wirobrajan Village, Yogyakarta, meet the established halal standards. Method: A participatory approach is used, including outreach to ensure effective understanding and implementation of halal food products. Result: Activities show an increase in MSME owners' understanding of food safety and halal products after participating in the socialization. Based on statistical analysis, there is a significant difference between the pre-test and post-test scores. This indicates that this mentoring program is effective in increasing the knowledge and skills of MSME owners. Apart from that, field observations also show changes in food production practices, where MSME owners have begun to apply halal principles in every stage of production. They also show high enthusiasm for applying for halal certification for their products. Conclusion: The mentoring program was successful in increasing the understanding of MSME owners regarding halal food products, as evidenced by the increase in the average understanding score from 25% to 75%. Assistance also helps MSMEs understand the halal certification process which was previously considered complicated and expensive, by providing practical guidance in compiling documents and certification requirements. Keywords: halal, food products, MSMEs, Wirobrajan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024