Perbanyakan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia masih sering dilakukan secara konvensional, seperti okulasi untuk mendapatkan bibit tanaman. Cara ini memiliki banyak kelemahan, diantaranya membutuhkan areal yang luas, tenaga kerja yang banyak, dan bibit yang dihasilkan relatif beragam. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan bibit kakao dengan cara non konvensional yang lebih efektif. Cara tersebut dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Pada prosesnya kultur jaringan memiliki tahapan yang panjang. Salah satu tahapan awal yang menunjang keberhasilan dalam kultur jaringan adalah induksi kalus. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan potensi kalus embriogenik yang baik. Adapun tujuan dalam penelitian adalah melakukan identifikasi spesifik terhadap kalus embriogenik asal daun muda dan kuncup bunga kakao klon Sulawesi 01. Metode yang digunakan adalah identifikasi spesifik menggunakan mikroskop stereo Olympus. Kalus yang diidentifikasi merupakan hasil dari proses induksi kalus asal eksplan kuncup bunga dan daun muda kakao klon Sulawesi 01. Variabel pengamatan terdiri dari sifat, tekstur, dan warna kalus. Hasil penelitian menunjukkan kuncup bunga kakao lebih cepat mengalami perkembangan kalus dibandingkan daun muda kakao, dibuktikan dengan adanya fase heart. Struktur remah, warna putih dan coklat kehitaman menunjukkan kalus embriogenik yang direkomendasikan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024