Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2017, jumlah individu yang mengalami gangguan kognitf berupa demensia mencapai 47 juta orang secara global. Kemunduran fungsi kognitif, seperti keluhan sering lupa, sering dialami oleh lansia. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan kognitif adalah status gizi. Pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, dengan lebih dari 650 juta orang di antaranya mengalami obesitas. Kasus obesitas dengan persentase tertinggi ditemukan pada kategori pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), menurut laporan Riskesdas 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi berlebih dengan fungsi kognitif pada karyawan di Universitas Malahayati Bandar Lampung. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang sudah dipilih melalui metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan secara langsung melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, dan pengisian kuesioner fungsi kognitif. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis laki-laki (61.0%), kelompok usia dewasa muda (20-44 tahun) (79.0%), berependidikan SMA (54.0%), dan bekerja sebagai karyawan administrasi (45.0%). Didapatkan sebagian besar status gizi responden ada pada kelompok status gizi normal (54.0%). Didapatkan sebagian besar fungsi kognitif responden ada pada kelompok normal (56.0%). Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan fungsi kognitif (p–value = 0.000: OR = 8.00).
Copyrights © 2024