Sistem Pembelajaran Daring (SPD) telah banyak diterapkan di perguruan tinggi baik sebagai pelengkap maupun sebagai pengganti pembelajaran tatap muka. Pemanfaatan SPD meningkat terutama saat pandemi Covid-19 yang berimplikasi pada pergeseran metode pembelajaran dari konvensional menjadi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Meskipun saat ini wabah pandemi Covid-19 telah berakhir, namun sebagian perguruan tinggi masih tetap menggunakan SPD sebagai penunjang pembelajaran tradisional. Perguruan tinggi menyadari bahwa SPD memiliki manfaat yang positif dari sisi kecepatan pengiriman konten bahan ajar, kemudahan akses terhadap konten bahan ajar kapan dan dari mana saja, mengurangi keterbatasan daya tampung ruang kelas secara fisik, dan dukungan terhadap lifelong learning yang sejalan dengan program pemerintah yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Di sisi lain, perguruan tinggi sudah terlanjur mengalokasikan investasi TIK untuk menunjang SPD. Oleh karena itu, SPD harus terus dikelola agar bertahan lama dan berkelanjutan untuk tetap memberikan manfaat yang baik dalam proses belajar mengajar. Namun demikian, menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi untuk memulai dari mana dan memilih framework apa yang sesuai untuk melakukan tata kelola SPD. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan merancang blueprint sebagai rekomendasi untuk membangun tata kelola SPD di perguruan tinggi menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF).
Copyrights © 2024