Sumber energi yang paling banyak digunakan saat ini adalah energi fosil. Fakta menunjukkan bahwa ketersediaan energi fosil semakin hari semakin menipis. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan bioetanol sebagai alternatif sumber energi baru dan terbarukan. Bioetanol pada dasarnya adalah etanol yang dibuat dari biomasa (tanaman) melalui proses biologis (enzimatik atau fermentasi). Salah satu biomassa atau tanaman yang dapat dijadikan sebagai bioetanol yaitu makroaga Ulva reticulata karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup besar yaitu sebanyak 52,4%. Pada penelitian ini, makroalga Ulva reticulata dihidrolisis menggunakan microwave pada suhu 150 0C selama 50 menit menggunakan katalis HCl 1%, dilanjutkan dengan fermentasi selama 7 hari. Selanjutnya, dilakukan destilasi menggunakan destilasi bertingkat. Kadar gula pereduksi padaa hidrolisat dianalisis dengan metode DNS menggunakan Spektrofotometer UV–Vis pada panjang gelombang 540 nm. Etanol hasil destilasi dianalisis secara kualitatif menggunakan larutan kalium dikromat dan analisis kuantitatif menggunakan Gas Chomatography (GC). Hasil pada penelitian ini diperoleh kadar gula pereduksi sebesar 101,04 g/L pada waktu optimum 50 menit. Hasil uji kualitatif dengan kalium dikromat menunjukkan adanya etanol pada sampel ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi biru. Hasil uji kuantitatif menggunakan Gas chromatography (GC) pada sampel makroalga Ulva reticulata diperoleh kadar etanol sebesar 24,58%.
Copyrights © 2024