ABSTRAK Prevalensi Helicobacter pylori (HP) di Indonesia bervariasi sesuai lokasi daerah dan etnis. Di RS YARSI Jakarta kasus Sindroma Dispepsia (SD) cukup banyak mendapat prosedur tindakan Esofagogastroduodenoskopi (EGD) dan biopsi mukosa lambung (BML) dengan hasil histopatologi berupa sejumlah gambaran positif adanya HP. Mendapatkan angka prevalensi infeksi HP serta hasil analisis hubungan infeksi bakteri HP dengan gambaran diagnosis makroskopis EGD dan histopatologi hasil BML di RS YARSI, Jakarta. Studi retrospektif kasus SD yang mengalami prosedur tindakan EGD dan sekaligus pengambilan spesimen BML selama 1 tahun (2023‒2024) Data dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan statistik memakai SPSS versi 26 dan uji analisis data menggunakan uji Chi-Square dalam batas kemaknaan 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Sebanyak 72 subyek memenuhi kriteria. Prevalensi bakteri HP di RS YARSI Jakarta sebesar 18.0%. Ada hubungan antara infeksi bakteri HP dengan gambaran makroskopis (EGD) jaringan mukosa lambung (Gastritis hiperemikum-eritematousa, Gastritis erosif, dan Gastritis ulseratif) dan dengan kerusakan histologis mukosa lambung (Gastritis kronik aktif/GKA dan Gastritis kronik inaktif/GKI) yang signifikan masing-masing dengan p = 0,003 (p < 0,05) dan p = 0,004 (p < 0,05). Frekuensi kerusakan jaringan mukosa lambung akibat infeksi bakteri HP berupa GKA (Gastritis kronik aktif) dan GKI (Gastritis kronik inaktif) masing-masing sebesar 8,3% dan 9,7% dari keseluruhan Subyek. Ada hubungan infeksi bakteri HP dengan gambaran diagnosis makroskopis EGD dan histopatologi hasil BML di RS YARSI, Jakarta.
Copyrights © 2024