Inflamasi kronis menyebabkan terjadi proliferasi sel fibroblast dan penebalan dinding alveolus akibat deposisi kolagen. Rosuvastatin merupakan salah satu obat golongan statin diduga memiliki efek anti inflamasi sehingga dapat menjadi agen anti fibrotik. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek rosuvastatin terhadap ketebalan septum inter alveolaris dan jumlah sel mast pada tikus model fibrosis paru. Penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only controlled group design. Penelitian ini menggunakan tikus Wistar jantan, berusia 8 minggu, berat badan (BB) 200-250 gram, berjumlah 15 ekor. Tikus diberikan amiodarone dosis 40 mg/kgBB selama 28 hari. Tikus dibagi dalam 3 Kelompok Perlakuan; K1: kontrol normal; K2: model fibrosis; K3: model fibrosis + terapi Rosuvastatin 10mg/kgBB selama 28 hari. Dilakukan pengukuran BB secara berkala. Gambaran ketebalan septum inter alveolaris didapatkan dari pewarnaan hematoksilin eosin (HE), gambaran sel Mast didapatkan dari pewarnaan Toluidine biru pada jaringan hati tikus, dan dikuantifikasi menggunakan perangkat lunak ImageJ. Data dianalisis dengan GrapPhad Prism 8.0.0 menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis. Didapatkan Terapi rosuvastatin pada tikus model fibrosis paru menunjukan perbedaan bermakna ketebalan septum inter alveolaris (p=0,0001) dan jumlah sel mast berbeda bermakna (p=0,0009). Disimpulkan bahwa Rosuvastatin mampu memperbaiki ketebalan septum inter alveolaris dan jumlah sel mast pada tikus model fibrosis paru.
Copyrights © 2024