sekaligus tantangan bagi pelayanan gereja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana gereja dapat memanfaatkan teknologi untuk merevitalisasi pelayanan tanpa kehilangan nilai-nilai spiritualitas Kristiani. Dengan menggunakan pendekatan studi literatur, penelitian ini menemukan bahwa adopsi teknologi seperti ibadah daring, media sosial, dan aplikasi gereja telah meningkatkan keterlibatan jemaat, menjangkau generasi muda, dan memperluas pelayanan ke wilayah terpencil. Temuan ini relevan dengan mandat teologis seperti Matius 28:19-20 dan 1 Korintus 9:22, yang menekankan pentingnya menjangkau semua bangsa dengan pesan Injil. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi tantangan yang meliputi keterbatasan sumber daya teknis dan finansial, resistensi terhadap teknologi di kalangan jemaat dan pemimpin gereja, serta kebutuhan untuk memastikan teknologi tidak menggantikan inti spiritualitas. Untuk mengatasi kendala ini, penelitian merekomendasikan pelatihan literasi digital, kolaborasi dengan komunitas teknologi Kristen, serta pengembangan pedoman etis untuk penggunaan teknologi dalam pelayanan gereja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pendekatan strategis dan adaptif, teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung misi gereja di era Society 5.0, menciptakan pelayanan yang relevan dan berdampak di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.
Copyrights © 2024