Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beban kognitif dan berpikir pseudo pada pemahaman definisi operasi perkalian calon guru matematika. Kesalahan pemahaman calon guru matematika dapat menyebabkan kesalahan konsep pada siswa yang kelak akan diajar. Kesalahan akan terus turun temurun sehingga mengakibatkan ketidak singkronan antara konsep perkalian terhadap kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki peran yang terkoneksi antara matematika dengan matematika, matematika dengan kehidupan sehari-hari, dan matematika dengan bidang ilmu lainnya. Penelitian dilakukan dengan memberikan kasus masalah 1 untuk memancing munculnya berpikir pseudo dan selanjutnya diberikan kasus masalah 2 untuk memancing munculnya beban kognitif dalam pemahaman definisi perkalian. Jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan instrumen utama adalah peneliti itu sendiri dan instrument pendukung adalah kasus masalah, wawancara, observasi penelitian, dan dokumentasi. Analisis pengecekan keabsahan menggunakan triangulasi data dengan melibatkan data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat pemberian kasus masalah 1 muncul berpikir pseudo benar dan pseudo salah. Selanjutnya diberikan kasus masalah 2 muncul beban kognitif intrinsic dan germane dalam pembahasan definisi perkalian. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini bahwa berpikir pseudo salah terjadi karena kurang memahami kegunaan definisi perkalian dalam aplikasi dikehidupan sehari-hari. Pemberian kasus yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dapat memicu munculnya beban kognitif germane untuk memperbaiki berpikir pseudo yang dialami oleh calon guru matematika.
Copyrights © 2024