Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia, banyak bangunan bersejarah yang ditinggalkan, termasuk bunker, yang sering ditemukan di sepanjang garis pantai. Salah satu peninggalan tersebut terdapat di Desa Dusun Raja, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu Utara, di mana dua bunker Belanda-Jepang masih berdiri dan memiliki nilai historis. Potensi besar dari keberadaan bunker ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk mengoptimalkan media sosial sebagai alat promosi guna meningkatkan daya tarik wisata bunker ini. Dengan melibatkan influencer dan menggunakan platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, program ini berusaha memperkenalkan bunker sebagai destinasi wisata bersejarah yang menarik, khususnya bagi generasi muda. Metode yang digunakan meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus, serta melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat lokal dan pemerintah desa. Hasilnya menunjukkan bahwa promosi melalui media sosial berhasil meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap situs bersejarah ini, serta menciptakan komunitas yang lebih terlibat. Program ini juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian situs sejarah dengan pendekatan promosi yang lebih modern dan efektif melalui media sosial.
Copyrights © 2024