Etika dalam interaksi antar orang berilmu merupakan bagian penting dalam ajaran Islam, karena ilmu adalah cahaya yang harus dijaga dan disampaikan dengan penuh hikmah dan adab yang tinggi. Etika antar sesama ulama mencakup penghormatan terhadap ilmu dan pengaktualisasiannya dalam perilaku sehari-hari. Menghormati dan memuliakan orang lain adalah cara menjaga kualitas diri dan tidak melupakan kebaikan yang telah diberikan Allah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengertian etika antara orang berilmu, menjelaskan prinsip-prinsip etika tersebut berdasarkan ajaran Al-Quran, dan menganalisis dampaknya dalam kehidupan sosial, terutama dalam konteks majlis ilmu dan interaksi sehari-hari. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, mengandalkan analisis literatur terkait tanpa survei atau observasi lapangan. Data diperoleh dari sumber primer, seperti pembahasan etika dalam Surah Al-Kahfi ayat 66-70 menurut Imam Ibnu Katsir, serta sumber sekunder seperti kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Temuan penelitian menunjukkan bahwa etika orang berilmu meliputi sikap rendah hati, sabar, dan menghargai sesama, serta pentingnya menjaga ilmu dan berdakwah dengan lemah lembut. Kerendahan hati dan kesabaran, seperti yang tercermin dalam kisah Nabi Musa dan Khidr, menegaskan bahwa ilmu manusia sangat terbatas dibandingkan dengan ilmu Allah. Selain itu, etika antar ulama menjadi penting dalam menjaga interaksi yang sopan dan saling menghormati, sekaligus mengingatkan bahwa praktik ajaran Islam harus mencerminkan prinsipprinsip keadilan dan kejujuran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penerapan etika dalam berbagai lingkungan.
Copyrights © 2024