Seiring perkembangan industri di Indonesia, khususnya di sektor industri kecil di Aceh yang banyak mengandalkan pekerjaan manual, perhatian terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja semakin penting. Industri rokok skala kecil menghadirkan risiko ergonomis tinggi bagi pekerja, seperti gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs), kelelahan, dan stres akibat aktivitas berulang seperti pengelintiran dan pengemasan rokok yang memerlukan postur tubuh statis dalam waktu lama. Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko ergonomis dan keluhan kesehatan pada pekerja divisi produksi rokok di PT Rampago Jaya, sebuah industri rokok skala kecil. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan 19 pekerja produksi. Instrumen yang digunakan mencakup Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk evaluasi risiko ergonomis, Nordic Body Map (NBM) untuk mengidentifikasi keluhan kesehatan, serta Ergonomi Checkpoint untuk menganalisis desain tempat kerja dan pencahayaan. Hasil RULA menunjukkan 78,95% pekerja berada dalam kategori risiko sedang dan 21,05% dalam kategori risiko tinggi. NBM mengidentifikasi keluhan nyeri pada leher, bahu, punggung, dan bokong, meski risiko cedera muskuloskeletal tergolong rendah. Analisis Ergonomi Checkpoint menunjukkan perlunya penyesuaian pada desain tempat kerja dan pencahayaan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi kerja. Disarankan untuk melakukan penyesuaian ergonomis, menilai risiko secara rutin, dan menerapkan audit ergonomi yang dapat diadaptasi pada industri lainnya. Studi lanjutan diharapkan dapat mengembangkan intervensi ergonomi komprehensif dan melakukan studi longitudinal untuk mengukur efektivitasnya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024