Abstrak. Kawasan Bandung Utara ditetapkan sebagai kawasan konservasi Provinsi Jawa Barat karena kawasan ini mempunyai potensi resapan air yang tinggi. Pasokan air tanah untuk wilayah cekungan Bandung sekitar 60% berasal dari wilayah Bandung Utara. KBU berfungsi sebagai cekungan air tanah, cadangan air baku, dan menjaga iklim mikro. Peningkatan pembangunan di Kawasan Bandung Utara (KBU) menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan. Koefisien wilayah terbangun telah melampaui 70%, menyebabkan kerusakan lingkungan dan dampak ekologis yang signifikan. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bandung barat pada tahun 2018 - 2022 mengalami peningkatan sebesar 6,5% dari 5 tahun terakhir menjadi pengaruh terhadap terjadinya alih fungsi lahan. Pembangunan di Kawasan Bandung Utara (KBU) tidak sesuai dengan kondisi fungsional hidrologis dan fungsi lindung kawasan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyimpangan pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara (KBU) di Kabupaten Bandung Barat terhadap RTRW Kabupaten Bandung Barat. Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah metode analisis spasial berupa digitasi dan overlay. Berdasarkan hasil studi, indikasi penyimpangan pola pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara di Kabupaten Bandung barat sebesar 27% dengan pemanfaatan ruang terbesar oleh semak belukar dan lahan terbangun. Abstract. The North Bandung area is designated as a conservation area because it has high water catchment potential. Around 60% of the groundwater supply for the Bandung basin area comes from the North Bandung area. KBU functions as a groundwater basin, raw water reserve, and micro-climate maintenance. Increased development in the North Bandung Area (KBU) shows an alarming situation. The coefficient of built-up area has exceeded 70%, causing significant environmental damage and ecological impacts. The increase in population in West Bandung Regency in 2018-2022 has increased by 6.5% from the last 5 years, influencing land use change. Development in the North Bandung Area (KBU) is not in accordance with the hydrological functional conditions and protected functions of the area. This study aims to identify deviations in the spatial utilization of the North Bandung Area (KBU) in West Bandung Regency against the West Bandung Regency RTRW. The analysis method used in this study is a spatial analysis method in the form of digitization and overlay. Based on the results of the study, indications of deviations in the pattern of spatial utilization of the North Bandung Area in West Bandung Regency amounted to 27% with the largest space utilization by shrubs and built-up land.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024