<![CDATA[Artikel ini mengangkat tema potret ketidakadilan sosial dan kekuatan persahabatan dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Fokus utamanya adalah bagaimana ketimpangan sosial, khususnya dalam akses pendidikan, serta hubungan persahabatan digambarkan sebagai bentuk perlawanan terhadap realitas sosial yang menindas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi untuk mengidentifikasi pola-pola tematik dalam teks. Proses ini melibatkan penelusuran kutipan yang mencerminkan ketimpangan sosial dan peran persahabatan dalam mendukung tokoh-tokoh utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketidakadilan sosial dalam novel ini terlihat jelas melalui gambaran kehidupan masyarakat miskin di Belitung yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat rendahnya akses pendidikan. Situasi ini mencerminkan kesenjangan struktural yang menghambat mobilitas sosial. Namun, persahabatan yang erat di antara tokoh-tokoh utama, seperti Ikal dan Lintang, memberikan kekuatan emosional dan sosial yang membantu mereka menghadapi berbagai tantangan. Persahabatan ini juga berfungsi sebagai simbol solidaritas dalam menghadapi ketidakadilan yang lebih besar. Kajian ini menegaskan bahwa sastra tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media refleksi sosial yang dapat memberikan wawasan mendalam tentang isu-isu struktural dalam masyarakat. Melalui Laskar Pelangi, Andrea Hirata menunjukkan bagaimana pendidikan dan solidaritas dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakadilan sosial. Artikel ini memberikan kontribusi penting dalam memahami peran sastra sebagai cermin dan pendorong perubahan sosial.]]>
Copyrights © 2024
