Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara uji daya berkecambah dengan uji tetrazolium terhadap mutu fisiologis benih cabai rawit (Capsicum annuum var. glabriusculum). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Juni 2024 di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih dan Laboratorium Mikroteknik IPB Dramaga. Penelitian dilakukan dalam dua percobaan. Percobaan pertama menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal, yaitu 10 genotipe cabai rawit (Bara, Genie, Jelita, Lembayung, Namira, Syakira, Triwarsana, Viola, Violeta, dan F12 145174). Percobaan kedua menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, faktor pertama genotipe cabai rawit seperti pada percobaan pertama dan faktor kedua adalah konsentrasi larutan tetrazolium (0,5%, 1%, dan 1,5%). Uji viabilitas benih menunjukkan bahwa genotipe Bara memiliki daya berkecambah tertinggi, genotipe Genie dengan indeks vigor, kecepatan tumbuh dan bobot kering kecambah normal tertinggi, genotipe Violeta dengan keserempakan tumbuh tertinggi dan genotipe Viola dengan laju pertumbuhan kecambah tertinggi. Pengujian tetrazolium menghasilkan 12 pola pewarnaan yang dikelompokkan menjadi empat pola normal kuat, dua pola normal lemah, tiga pola abnormal, dan tiga pola benih mati. Nilai korelasi positif yang nyata terdapat pada daya berkecambah dengan konsentrasi tetrazolium 1% dan bobot kering kecambah normal dengan konsentrasi tetrazolium 1,5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa pola pewarnaan dapat memprediksi viabilitas benih cabai, tetapi belum dapat digunakan untuk menduga vigor benih cabai dan masih perlu pengujian lebih lanjut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024