Pertumbuhan industri dan kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak seperti munculnya patogen seperti bakteri Escherichia coli dalam air. Hal ini akan berkontribusi pada penurunan ketersediaan air bersih. Proses desinfeksi diterapkan untuk mengurangi dan membatasi jumlah bakteri Escherichia coli di dalam air. Cuka kayu yang mengandung fenol merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai disinfektan. Penelitian ini mengkaji penggunaan cuka kayu dalam proses desinfeksi. Proses desinfeksi dievaluasi berdasarkan variasi konsentrasi cuka kayu dan waktu kontak selama proses desinfeksi terhadap analisis jumlah bakteri (MPN) dan analisis residu fenol. Cuka kayu dari limbah serbuk gergaji telah memenuhi kualitas dari segi parameter pH, warna dan transparansi yang mengacu pada The Japan Pyroligneous Liquor Association. Cuka kayu memiliki kandungan fenol sebesar 1.022,456 ppm. Peningkatan konsentrasi fenol dapat meningkatkan daya hambat pertumbuhan Escherichia coli hingga 99,816% sedangkan peningkatan waktu kontak memberikan hasil yang fluktuatif. Proses desinfeksi menggunakan cuka kayu menghasilkan konsentrasi Escherichia coli dan fenol yang berada di atas regulasi jika dibandingkan dengan gas klorin.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024