Penelitian ini mengeksplorasi Ritus Sang Hyang Deling sebagai bentuk ekspresi seni yang mencerminkan simbol konservasi alam melalui kearifan lokal masyarakat Kinamani. Tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana simbolisme dalam tarian Sang Hyang Deling berperan sebagai model konservasi alam berbasis budaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi untuk memahami makna ekologis dan spiritual dalam ritus ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sang Hyang Deling, melalui penggunaan boneka lontar dan ritual, memperkuat kesadaran ekologis dan hubungan harmonis antara manusia dan alam sesuai filosofi Tri Hita Karana. Kesimpulannya, Ritus Sang Hyang Deling tidak hanya sebagai warisan budaya religius, tetapi juga sebagai mekanisme pelestarian lingkungan yang holistik dan berkelanjutan.
Copyrights © 2024