Sistem bagi hasil mato sudah hampir hilang di tengah masyarakat Minang, karena banyaknya budaya asing yang mendominasi manajemen yang diterapkan dalam kegiatan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai positif yang akan didapatkan pengusaha maupun karyawan jika memakai sistem bagi hasil mato pada usahanya dan apa faktor yang menyebabkan sistem bagi hasil mato ini hilang pada masyarakat Minang. Penelitian ini bersifat kepustakaan dengan metode pengumpulan data berupa dokumentasi. Data diperoleh dari sumber terpercaya berupa jurnal dan situs web yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis isi yang diuraikan secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil mato harus dilestarikan karena memiliki nilai positif bagi pemilik maupun pekerja di rumah makan Padang, yaitu pertama, sistem bagi hasil mato memiliki unsur kekeluargaan dan kebersamaan antara pemilik dan pekerja. Kedua, rasa saling percaya antara karyawan dan pemilik bisnis serta terciptanya asas keadilan. Ketiga, menciptakan iklim usaha yang saling menguntungkan bagi karyawan, pemilik usaha dan para investor pada usaha tersebut. Perjalanan waktu juga dapat memudarkan nilai budaya lokal seperti sistem bamato karena pengaruh kebudayaan lain yang mempengaruhi kebudayaan lama dan perkembangan globalisasi yang mempengaruhi generasi muda. Studi ini memiliki keterbatasan pembahasan dan objek berupa rumah makan di Minangkabau, oleh sebab itu perlu ada penyempurnaan penelitian selanjutnya yang mengkhususkan di suatu wilayah Sumatera Barat untuk mengkaji budaya lokal mato di Minangkabau.
Copyrights © 2024