ABSTRACT This article discusses curriculum innovation and literacy from the perspective of two Indonesian education ministers, Muhadjir Efendi and Nadiem Makarim, who brought significant changes to the Indonesian education system. Muhadjir Efendi introduced the full day school program and zoning policy, which sparked pros and cons among the community regarding its implementation. On the other hand, Nadiem Makarim introduced the concept of Merdeka Belajar which focuses on independent learning and developing student character through National Examination reform, Minimum Competency Assessment, simplification of RPP, and flexibility in admitting new students (PPDB). This article explores how the policies of the two ministers seek to improve the quality of education in Indonesia, although they still face challenges in implementation and acceptance by society. ABSTRAK Artikel ini membahas inovasi dan literasi kurikulum dalam perspektif dua menteri pendidikan Indonesia, Muhadjir Efendi dan Nadiem Makarim, yang membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia. Muhadjir Efendi memperkenalkan program full day school dan kebijakan zonasi, yang memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait penerapannya. Di sisi lain, Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Merdeka Belajar yang berfokus pada pembelajaran mandiri dan pengembangan karakter siswa melalui reformasi Ujian Nasional, Asesmen Kompetensi Minimum, penyederhanaan RPP, dan fleksibilitas dalam penerimaan siswa baru (PPDB). Artikel ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan kedua menteri tersebut berupaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, meskipun masih menghadapi tantangan dalam implementasi dan penerimaannya oleh masyarakat.
Copyrights © 2024