Abstrak. Siswa menjadi kelompok yang sangat rawan terseret oleh arus radikalisme keagamaan. Usia yang masih sangat muda dan masih labil dengan semangat yang menyala-nyala, serta kerinduan untuk menjalankan agama secara lebih kāffah (komprehensif) membuat kelompok muda termasuk siswa beragama Islam di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) akan menjadi kelompok sosial yang paling rentan disusupi dan menjadi sasaran dari kelompok radikal yang mendakwahkan pemahaman dan sikap keagamaan yang kaku dan cenderung dangkal. Di sisi lain, liberalisme agama pada saat yang sama juga sudah mulai merasuk ke sebagian kalangan muda, tak terkecuali siswa Muslim yang ada di SMA. Maka perlu, strategi untuk menanamkan nilai-nilai moderat Islam ke dalam diri peserta didik dengan memanfaatkan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di kelas. Hal ini karena faktor-faktor utama pelaku kekerasan, tindakan anarkistis dalam konflik social berlatarbelakang agama adalah kelompok-kelompok yang berafiliasi pada Islam. Sehingga mau tidak mau, Pendidikan Islam mempunyai tanggungjawab moral dan social untuk turut mencari jalan keluarnya.
Copyrights © 2024