This study describes the community's understanding of the tradition of reciting the Samman manakib. This tradition is one of the living Qur'an phenomena in Bukit Sulah Village, Batang Asai District, Sarolangun Regency, Jambi Province. This article comes from qualitative research using the living Qur'an study method and a phenomenological approach, namely observing people who carry out traditions in the research environment, interacting with tradition actors, trying to understand, and studying the meaning of tradition. Data collection was carried out through observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that the recitation of the Samman manakib aims to change the animist tradition that exists in the community such as worshiping something supernatural, trees, and the Sulah hill. As time goes by, the tradition of reciting the manakib is still carried out today with various specific intentions and purposes. Penelitian ini memaparkan tentang pemahaman masyarakat terhadap tradisi pembacaan manakib Samman. Tradisi ini merupakan salah satu dari fenomena living Qur’an yang ada di Desa Bukit Sulah Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. artikel ini berasal dari penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian living Qur’an dan pendekatan fenomenologi yaitu mengamati orang yang melakukan tradisi dalam lingkungan penelitian, berinteraksi dengan pelaku tradisi, berusaha memahami, dan mengkaji makna tradisi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, interview, dan dokumuntasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan manakib Samman bertujuan untuk mengubah tradisi animisme yang ada ditengah masyarakat seperti menyembah sesuatu yang gaib, pepohonan, dan bukit sulah. Seiring berkembangnya waktu, tradisi pembacaan manakib masih tetap dilaksanakan hingga kini dengan berbagai maksud dan tujuan tertentu.
Copyrights © 2024