Latar belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab anak sering di rumah sakit. Berdasarkanprosedur American Academy of Pediatric (AAP), CT-scan direkomendasikan pada anak trauma kepaladengan riwayat kehilangan kesadaran minimal < 1 menit. Namun sulit saat anamnesis tentang kehilangankesadaran. Sampai saat ini CT-scan belum tersedia pada semua fasilitas kesehatan di Indonesia sehinggaperlu parameter klinik yang dapat membantu memprediksi adanya perdarahan intrakranial traumatik.Tujuan penelitian. Mengetahui prediktor klinik adanya perdarahan intrakranial traumatik pada anak.Metode. Studi retrospektif, dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam kurun waktu 18 bulan(Januari 2004-Juli 2005) pada semua pasien berusia < 15 tahun yang datang berobat dan mempunyai hasilCT-scan. Data dianalisis dan diuji kemaknaan dengan uji Chi square dan dihitung rasio odd, analisismultivariat dengan logistik regresi. Nilai p < 0,005 dianggap bermakna.Hasil. Terdapat 503 kasus cedera kepala berusia < 15 tahun yang datang berobat namun hanya 196 kasusyang mempunyai hasil CT-scan. Dari hasil analisis terdapat 37 (18,9%) kasus penderita dengan perdarahanintrakranial, 159 (81,1%) tanpa perdarahan. Faktor yang dapat dijadikan prediktor perdarahan intrakranialadalah fraktur tengkorak dengan nilai p = 0,005, OR = 2,980. Konfiden interval 95% (CI =1,399-6,351)dengan statistik Wald 8,003 serta skala koma Glasgow dengan p = 0,01, OR = 0,350; 95% CI = 0,157 –0,781 dengan statistik Wald 6,581.Kesimpulan. Fraktur tengkorak dan SKG merupakan prediktor perdarahan intrakranial traumatik. Halini berhubungan dengan sifat plastis tengkorak anak yang tidak mudah fraktur oleh benturan ringan. Bilabenturan kuat, tengkorak yang elastis dapat mengabsorbsi energi dan tengkorak yang lunak menyebabkanlebih mudah terjadi kompresi dan distorsi otak
Copyrights © 2007