Latar belakang. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangTujuan Penelitian. Mendapatkan gambaran umum pada anak dengan keterlambatan bicara/bahasa denganmenggunakan ELM scale 2.Metode. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan pada 49 anak berusia 1-36 bulan denganketerlambatan bicara di Poliklinik Tumbuh Kembang RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RSIAHermina Bekasi, pada bulan September sampai Desember 2006.Hasil. Persentase anak dengan gangguan bicara ekspresif 22 (44,9%). Berdasarkan nilai persentil skor,terbanyak 30 (61,2%) mempunyai nilai basal pada auditori ekspresif < 2, dan 19 (38,8%) yang mempunyainilai persentil skor 2-98. Walaupun nilai ini berada pada rentang skor 2-98, anak yang mempunyai persentilskor 2,5,10 tetap didapatkan fail menurut umur pada rentang 75-90%( non critical item) penilaian ELMscale 2. Hal ini masih lebih baik dibanding jika anak mempunyai nilai skor standar <2 dengan keterlambatanjauh di bawah normal untuk umur yang sama.Kesimpulan. Dengan penilaian ELM scale 2 pada anak keterlambatan bicara, dapat jelas terlihatketerlambatan terjadi pada sektor Auditori Ekspresi (AE), Auditori Reseptif (AR) atau Visual. Point skoryang rendah pada Auditori Reseptif merupakan petunjuk perlunya pemeriksaan pendengaran pada anakketerlambatan bicara
Copyrights © 2007