Sari Pediatri
Vol 4, No 4 (2003)

Pola Keterlambatan Perkembangan Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Eddy Fadlyana (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)
Anna Alisjahbana (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)
Ilsa Nelwan (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)
Muchlisah Noor (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)
Selly Selly (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)
Yulia Sofiatin (Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin)



Article Info

Publish Date
06 Dec 2016

Abstract

Periode lima tahun pertama kehidupan akan menentukan kualitas hidup anak dikemudian hari. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran perkembanganbalita di daerah pedesaan dan perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Tempat penelitian dipilih secara purposive di 4 wilayah puskesmas (2 perkotaan dan 2pedesaan), Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan subjekpenelitian anak balita yang sehat dan kooperatif pada saat pemeriksaan, serta orang tuamenyetujui ikut dalam penelitian. Subjek dibagi atas 2 kelompok umur perkembangan(< 2 th, dan 2-5 th), dipilih secara stratified random sampling dengan alokasi sampelditentukan secara proporsional. Tes perkembangan dilakukan oleh 3 dokter denganmenggunakan metode Munchener yang telah dimodifikasi dengan klasifikasi hasil tesnormal dan ada keterlambatan perkembangan. Lima aspek perkembangan yang dinilaiyaitu motorik kasar, motorik halus, persepsi, vokalisasi/pengertian bahasa, dan sosial.Selama periode penelitian sebanyak 498 balita memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari227 (46%) laki-laki dan 271 (54%) perempuan. Balita yang mengalami keterlambatanperkembangan di daerah pedesaan sebesar 30% dan di perkotaan 19%, perbedaan inisecara statistik bermakna (p=0,012). Di daerah pedesaan pola keterlambatanperkembangan secara urutan dari yang paling banyak adalah aspek vokalisasi/pengertianbicara (66%), persepsi (38%), motorik halus (35%), motorik kasar (35%) dan sosial(1%). Sedangkan di daerah perkotaan adalah vokalisasi/ pengertian bahasa (58%),motorik halus (38%), persepsi (36%), motorik kasar (26%) dan sosial (12%). Faktorfaktoryang berhubungan dengan status perkembangan adalah umur anak, pendidikanibu, penghasilan keluarga dan tempat tinggal. Perlu dilakukan upaya untukmenanggulangi keterlambatan perkembangan balita di daerah pedesaan maupun diperkotaan terutama pada kelompok umur di bawah 2 tahun.

Copyrights © 2003