Sari Pediatri
Vol 9, No 6 (2008)

Hubungan Tingkat Kelebihan Berat Badan dengan Uji Toleransi Glukosa Oral pada Siswa SMP di Kota Padang

Eka Agustia Rini (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr. M. Djamil Padang)
IGM Afridoni A (Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr. M. Djamil Padang)



Article Info

Publish Date
30 Nov 2016

Abstract

Latar belakang. Obesitas pada anak merupakan masalah gizi dan sukar diatasi. Peningkatan obesitaspada anak dan remaja menimbulkan peningkatan insiden diabetes melitus tipe 2. Pemeriksaan uji toleransiglukosa oral dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan metabolik.Tujuan. Mengetahui hubungan derajat obesitas dengan uji toleransi glukosa oral (TTGO) pada siswaSMP di kota Padang.Metode. Penelitian dilakukan Juli – September 2006 terhadap 109 siswa SMP kota Padang. Subjek terdiridari 2 kelompok yaitu overweight (indeks massa tubuh (IMT) p=85-95) dan obesitas (IMT p >95). Dilakukanpengukuran berat badan, tinggi badan, gula darah puasa dan gula darah 2 jam posprandial. Data dianalisisdengan uji t-test, chi-square dan korelasi dengan tingkat kemaknaan p <0,05.Hasil. Didapatkan 10,1% siswa kelebihan berat badan, overweight 6,1% dan obesitas 4,0%. Berat badansiswa overweight berkisar (44,0–74,0) kg. IMT 2(1,6–27,8) m2. Berat badan siswa obesitas berkisar (55,5–96,0) kg, IMT (24,6–42,9) %. Tidak terdapat perbedaan rerata gula darah antara kelompok overweightdengan obesitas (p 0,146). Begitu juga rerata gula darah 2 jam posprandial (p=0,26). Pada obesitas 3(2,7%)kasus dengan uji toleransi glukosa (TGT). Terdapat hubungan lemah antara berat badan dengan kadargula darah puasa (p=0,045;r 0,192)Kesimpulan. Tidak didapatkan hubungan antara kelebihan berat badan dengan uji toleransi glukosa

Copyrights © 2008