Latar belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai bagian dunia, 50 juta orang terinfeksi virus dengue setiap tahun, 500.000 DBD syok (DSS) dengan angka kematian 2,5%.Tujuan. Mengetahui proses gangguan ginjal akut (GnGA) sebagai komplikasi DBD.Metode. Penelitian potong lintang pada 86 pasien DBD yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo, RS Islam Faisal, dan RS Ibnu Sina Makassar, � �� � � �� � �� ��� � mulai September 2011 sampai Mei 2012. Konfirmasi diagnosis DBD dengan pemeriksaan IgM dan IgG anti virus dengue, dibagi menjadi DSS dan DBD non syok (DBD-NS).Hasil. Di antara 86 pasien, 37(43.%) DSS dan 49(57,0%) DBD-NS. Rerata kreatinin serum dan eKK pasien DBD-NS 1,11mg/dl dan 50,35 ml/men/1,73m2. Rerata kreatinin serum dan eKK pasien DSS 2,48 mg/dl dan 20,335 ml/men/1,73m2; derajat GnGA menurut pRIFLE adalah pRIFLE-F 36,05% pada pasien pasien DSS, pRIFLE-R dan-I 17,44% dan 31,39% pada pasien DBD-NS. Analisis statistik memperlihatkan rerata kreatinin serum pasien DSS (2,481 mg/dl) lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pasien DBD-NS (1,116 mg/dl), rerata eKK pasien DSS (20,335 ml/men/1,73m2) lebih rendah dibandingkan DBD-NS (50,351 ml/men/1,73m2), dan derajat GnGA pRIFLE-F secara bermakna lebih banyak (36,05%) pada pasien DSS dan derajat GnGA pRIFLE-R dan pRIFLE-R-I lebih banyak dijumpai pada pasien DBD-NS (17,44% dan 31,39%).Kesimpulan. Gangguan ginjal akut (GnGA) pada umumnya ditemukan pada kasus DSS maupun DBD-NS. Derajat GnGA yaitu pRIFLE-F ditemukan pada DSS sedangkan GnGA pRIFLE-R dan pRIFLE-I pada DBD-NS.
Copyrights © 2014