Generasi muda memikul berbagai harapan, terutama dari generasi sebelumnya. Mereka dianggap sebagai penerus yang akan melanjutkan perjuangan, mengisi peran dalam pembangunan, dan menjaga kesinambungan proses tersebut. Namun, kebebasan pergaulan dan jauhnya anak muda dari nilai-nilai agama memunculkan berbagai masalah yang menghambat perkembangan mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada karier, prestasi, bakat, dan masa depan mereka di Kecamatan Nibung Hangus. Beberapa masalah tersebut meliputi kurangnya tanggung jawab, kegagalan belajar, terjebak dalam kesenangan duniawi, kemalasan dalam beribadah, godaan syahwat, kecenderungan mengkritik tanpa dasar, emosi yang mudah tersulut, kebiasaan mengeluh, berkhayal berlebihan, candaan yang tidak terkendali, keputusasaan dalam memperbaiki diri, malas menuntut ilmu, pemborosan waktu, aksi balapan liar, bermain petasan saat Ramadan, dan sikap sombong. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang bertujuan menghasilkan deskripsi dalam bentuk kata-kata atau penjelasan lisan berdasarkan fenomena yang diamati atau dari narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut: Strategi komunikasi kepada pemuda untuk meningkatkan sikap religius di Kecamatan Nibung Hangus, Kabupaten Batu Bara, dilakukan melalui pembinaan agama berupa ceramah mingguan, kuliah tujuh menit (kultum) subuh, penyelenggaraan berbagai lomba keagamaan, serta program pembinaan keagamaan yang diinisiasi oleh pemerintah setempat. Hambatan dalam strategi komunikasi mencakup: semangat pemuda yang cenderung tinggi hanya di awal kegiatan tetapi menurun seiring berjalannya waktu karena rasa bosan atau kesibukan lain; antusiasme remaja yang masih rendah dan mudah dipengaruhi pergaulan negatif sehingga sulit diajak berpartisipasi dalam kegiatan; dampak modernisasi yang menjadi tantangan dalam dakwah; pengaruh media sosial dan permainan daring yang menyita waktu remaja selama berjam-jam; kurangnya pendidikan agama sejak usia dini yang diberikan oleh orang tua; serta minimnya dukungan orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di institusi berbasis keagamaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025