Secara geografis desa Pipilogot Paipaisu berada di pegunungan. Penggunaan batu kapur ini dikarenakan jauhnya jangkauan dari pegunungan ke dataran rendah (Pantai). Di sisi lain juga masyarakat di desa ini lebih memilih batu kapur karena potensi batu kapur yang besar dan langsung di dapat dari lokasi desa tersebut. Penggunaan batu kapur ini tentunya akan berpengaruh pada campuran beton dan kualitas dari beton yang di hasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di LAB PUPR yang berlokasi di Kilongan, Luwuk, Kab.Banggai. Metode yang digunakan adalah deskriptif Kuantitaif. Pengumpulan data melalui data yang dihasilan pada penelitian di LAB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kelayakan batu kapur sebagai agregat campuran mutu beton K-175. Dari hasil pengujian pada umur 7 hari dengan kuat tekan 71,56 kg/cm2, umur 14 hari 81,78 kg/cm2 dapat disimpulkan bahwa batu kapur (gamping) tidak layak digunakan sebagai campuran beton karena kuat tekannya (umur 28 hari 136,30 kg/cm2) dibawah dari ketentuan mutu beton rencana SNI K-175 (175 kg/cm2)
Copyrights © 2024