Batik Rifa’iyah tumbuh dari Komunitas perajin di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang yang menerapkan nilai-nilai ajaran Islam pada motifnya. Batik Rifa’iyah memiliki keunikan dari segi proses pembuatan, visualisasi bentuk serta wujud akulturasi budaya pada motifnya. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji teknik pembuatan, visualisasi motif batik, dan wujud akulturasi budaya pada motif batik Pelo Ati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembeda pada proses pembuatan batik Rifa’iyah yaitu perajin membaca syair kidung berbahasa Jawa yang berisi ajaran Islam ketika menorehkan malam ke selembar kain batik. Kedua, motif Pelo Ati pada dua sisi kain batik (Pagi- Sore) divisualisasikan dari hewan (unggas) dengan bagian tubuh yang terpisah.  Ketiga, wujud akulturasi budaya pada motif batik Rifa’iyah, diantaranya: (1) Motif batik Rifa’iyah mengikuti ajaran Islam bahwa tidak diperbolehkan menggambar makhluk hidup secara utuh. (2) Terdapat percampuran budaya lain pada motif yang mendapat pengaruh dari Eropa, Mataram dan China. Pengaruh dari Eropa tervisualisasikan pada motif renda-renda sebagai ornamen hiasan. Kemudian motif mataram terwujud pada motif Hujan Liris di pinggiran kain. Sedangkan pengaruh dari budaya Cina terwujud pada warna yang digunakan yaitu warna merah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024